
Unduh/Baca Artikel Pandangan Negara-negara Liberal pada Komunisme yang Dibawa oleh Revolusi Bolshevik
1. Proses Revolusi Bolshevik Menginternasionalkan Komunisme
Sebelum membahas proses revolusi Bolshevik menginternasionalkan Komunisme mari kita bahas latar belakang terjadinya revolusi Rusia terlebih dahulu.
a. Latar Belakang Revolusi Rusia
Munculnya revolusi Rusia dimulai dari kekalahan tentara Rusia (Soviet) pada Perang Dunia II. Hal itu membuat Rusia mengalami masa yang kelam. Masa di mana Rusia banyak melakukan pembenahan di sektor apapum. Sedangkan Tsar (Raja) memilih untuk bersenang-senang tanpa menghiraukan rakyatnya. Setelah tahun 1918, masyarakat Rusia mengalami kekurangan makanan dan konflik tanah yang disengketakan merupakan hal yang sulit untuk diatasi.
Serta kesenjangan yang mencolok antara pemerintah dan rakyat bawah. Pemerintahan bisa hidup berhura-hura sedangkan rakyat banyak yang sakit, menderita kelaparan dan kemiskinan. Pada saat itu, Tsar Nicholas II lebih mementingkan keluarga-keluarganya daripada mementingkat rakyat. Keluarganya pun memenuhi kehidupannya dengan glamor (mewah), menghambur-hamburkan pajak yang ditarik dari rakyat. Di sinilah rakyat mulai beranggapan kalau adanya sebuah kesenjangan sosial.
Pemerintahan juga dinilai terlalu lemah oleh kaum Bolsheviks. Rakyat Rusia juga menilai bahwa Tsar terlalu pilih kasih terhadap suatu kebijakan dan mementingkan kepentingan keluarnya dan kerabat-kerabat dekatnya. Kerena pada saat pemerintahan Tsar Nicholas II, banyak pekerja yang jam kerjanya ditambah dari ketentuan dan gajinya dipotong, bahakan ada juga yang gajinya tidak terbayarkan. Perbuatan yang dilakuka oleh Tsar Nicholas II sangat tidak pantas, karena pada saat itu Rusia mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, yang mengakibatkan kas negara berkurang dan buruknya ekonomi Rusia. Para buruh dan pekerja menanggapi hal tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh pemerintahan. Dan mereka pun menuntut untuk mendapatkan hak mereka bisa terpenuhi, karena mereka mengalami kemiskinan dan kelaparan. Dan akhirnya para buruh bereaksi melawan pemerintah.
Pada saat itu Rusia terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan merah dan golongan putih. Golongan merah adalah golongan yang menginginkan kebebasan hak-haknya secara mutlak seperti halnya gaji mereka yang tidak dipotong lagi, tidak bertambahnya jam kerja yang tidak seharusnya walaupun hal itu baik untuk perindustrian Rusia. Golongan tersebut terdiri dari rakyat yang tertindas dan para pekerja. Sedangkan golongan putih adalah golongan yang mendukung Tsar Nicholas II agar tetap menjadi raja (Tsar). Kedua golongan tersebut saling bertentangan, bahkan hal itu membuat terjadinya pertengkaran antar saudara. Banyak para buruh yang meninggal akibat pertentangan tersebut dan mengakibatkan gagalnya mengguligkan Tsar Nicholas II.
Setelah para rakyat danburuh bertindak dengan pikiran, terbentuklah sebuah partai yaitu Partai Demokratik Sosialis Rusia yang didirikan oleh George Plekhanov (1898). Program rencananya adalah persamaan dalam hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, dan perbaikan nasib buruh dan tani. Dari partai itulah rakyat dan para buruh yang tertidas meluapkan aspirasinya dalam wadah partai tersebut. Pada tahun 1903 Partai Demokratik Sosialis pecah menjadi partai Sosialis (Menshevik) yang dipimpin oleh George Plikhanov kemudian dilanjutkan oleh Kerensky.
Partai lainnya adalah partai Bolshevik yang dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (Lenin), kemudia beralih kepada Joseph Dschugascvili. Dalam perkembangannya Lenin lah yang berhasil menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II. Lenin menggunakan strategi kudeta terhadap Tsar. Mereka terus berjuang untuk revolusi para buruh dan pekerja. Mereka bekerja keras dan bekerjasama satu sama lain untuk menggulingkan Tsar Nicholas II. Dan pada akhirnya Bolshevik (golongan merah) berhasil mengkudeta dan menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II dengan kebanggaan dan kerja keras.
b. Penyebab Terjadinya Revolusi Rusia
Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner.
Susunan pemerintahan Tsar yang buruk.
Perbedaan sosial antara pemerintahan dan rakyat terlalu mencolok.
Persoalan tanah.
Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar.
Kekalahan perang.
Ancaman bahaya kelaparan.
c. Jalannya Revolusi Rusia
• Revolusi Februari 1917
Revolusi ini dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad) dengan demonstrasi yang menuntut bahan makanan, kemudia diikuti dengan pemogokan di perusahaan-perusahaan. Revolusi yang digerakkan oleh kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini berhasil menggulingkan Tsar Ncholas II. Pemerintahan dikendalikan oleh kaum Kadet dengan bentuk pemerintahan sementara.
Akan tetapi, kaum Kadet tidak langsung mengubah bentuk pemerintahan seperti yang diinginkan rakyat. Karena itu kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky menggulingkan kaum Kadet dan memeang kendali pemerintahan. Program pertama pemerintahannya adalah menjunjung kembali kehormatan Rusia di mata dunia internasional (kerana kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan), setelah itu barulah mengadakan perubahan terhadap pemerintahan dalam negeri.
Serangan besar-besaran terhadap Jerman pada Perang Dunia I segera dilangsungkan, namun gagal. Hal itu membuat hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Menshewiki.
• Revolusi Oktober 1917
Ketika pemerintahan Menshewiki kehilangan kepercayaan di mata rakyat, kaum Bolshewiki (radikal, kemudian berkembang menjadi partai komunis) segera mendekati rakyat dan menjanjikan adanya kedamaian dan pembagian tanah. Dengan cara ini kaum Boshewiki mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Kaum Bolshewiki yang awalnya telah mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib militer kepada para pekerja (yang kemudian menjadi pengawal merah) di bawah pimpinan Tritsky, siap untuk merebut kekuasaan
Revolusi ini mulai di Petrograd lagi di bawah pimpinan Lenin yang menuyerukan untuk mendirikan Republik Soviet. Angkatan Daratdan Angkatan Laut di Petrograd memihak Lenin. Pada tanggal 25 Oktober 1917 pemerintah Menshewiki di bawah pimpinan Karensky berhasil digulingkan. Kaum Bolshewiki berhasil memegang kendali pemerintahan baru di Rusia.
Setelah meraih kemenangan di Petrograd, kaum komunis Rusia (Bolshevik) memperluas revolusi ke seluruh pelosok negeri. Proses revolusi berlangsung dengan dua ara yaitu cara damai dan kekerasan. Tercatat dari 97 kota besar, 79 direbut dengan damai dan sisanya diraih dengan kekerasan dan pertumbahan darah. Salah satu kota yang melakukan perlawanan sengit terhadap kekuatan Bolshevik adalah Moskow.
Dalam sidang III dewan Pekerja, Militer, dan Petani di Petrograd ptertengahan Januari 1918, kaum Bolshevik meresmikan berdirinya Republik Soviet Rusia yang telah diproklamirkan pada sidang sebelumnya (sidang II) pada tanggal 7 November 1917 dan mengubah namanya menjadi RSSFR (Republik Soviet Sosialis Federasi Rusia). Bolshevik kemudian menyusun berbagai kebijakan baik politik maupun ekonomi untuk memperbaiki keadaan akibat revolusi dan perang. Adapun program-program pembangunan ekonomi Bolshevik adalah :
a) Nasionalisasi perbankan, penggabungan ke dalam bank tunggal pemerintah.
b) Nasionalisme trust, sindikat yang menguasai industri-industri besar.
c) Pembentukan kontrol pekerja atas produksi dan pembagian kerja sebagai langkah persiapan nasionalisasi industri dan perdagangan.
d) Pembentukan monopoli pemerintah atas perdangan luar negeri.
e) Penyitaan tanah-tanah milik tuan tanah, nasionalisasi seluruh tanah, serta pembentukan Sovkhos (perekonomian soviet dari perkebunan-perkebunan sitaan milik tuan-tuan tanah yang berskala besar).
f) Mengejar ketertinggalan ekonomi negara dengan cara memacu perkembangan kekuatan produksi.
Dampak dari kaum Bolshevik (komunis radikal) ini sendiri adalah meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang pada saat itu masih dijajah segera menerapkannya. Tak hanya itu negara-negara yang baru terbentuk dan negara-negara yang telah bosan hidup dalam kekangan feodalisme penguasa juga ikut menerapkannnya.
Catatan : jika ada artiket yang mengatakan kalau revolusi Februari terjadi pada bulan Maret dan revolusi Oktober terjadi pada bulan November. Artikel tersebut tidak sepenuhnya salah karena pada saat itulah, gagasan-gagasan tersebut (revolusi Februari dan revolusi Oktober) muncul. Hal itu karena di Rusia saat itu menggunakan cara perhitungan tanggal yang berbeda. Hingga pada tahun 1918, Rusia masih menggunakan kalender Julian, yang perhitungannya berada sekitar dua minggu di belakang kalender Gregorian.
2. Pandangan Negara-negara Liberal Terhadap Komunisme yang Global
Salah satu negara liberal adalah Amerika Serikat. Pandangan orang Amerika terhadap komunisme yang global hanya sebatas pengalaman di Uni Soviet. Mereka takut kalau sitem yang berjalan di Soviet akan berdampak sama di Amerika, seperti yang terjadi di masyarakat yang terbelakang secara budaya di Uni Soviet itu. Lebih tepatnya mereka takut kalau komunisme akan berusaha untuk menempatkan mereka di tempat tidur procustes, dan mereka menunjukkan pada si konservatif bangsa-bangsa keturunan Inggris sebagai sebuah rintangan yang tidak dapat ditembus bahkan untuk sebuah reformasi yang diinginkan. Mereka berpendapat bahwa Inggris dan Jepang akan melakukan intrvensi militer terhadap rakyat Amerika jika menganut komunisme. Mereka merasa ngeri warga Amerika diperintah dalam kebiasaan berdandan dan diet, dipaksa untuk hidup dalam antrian ransum kelaparan, dipaksa untuk membaca propaganda tiruan resmi yang tersebar di koran, dipaksa untuk mengiyakan keputusan yang diambil tanpa partisipasi aktif mereka, atau diwajibkan untuk menahan pikiran mereka hanya untuk diri mereka sendiri dana dengan keras berteriak memuji pemimpin Soviet di depan umum, karena takut dipenjara atau dibuang.
Amerika takut akan inflasi moneter dan tirani biokratik yang tak tertahankan dalam mengusahakan kebutuhan hidup mereka. Takut akan tidak berjiwanya seni dan ilmu pengetahuan, sebagaimana baiknya kehidupan keseharian mereka. Takut kalau seluruh spontanitas politik dan kemerdekaan pers akan dihancurkan oleh kediktatoran birokrasi yang maha kuat. Dan mereka merasa ngeri dengan pemikiran tentang pemakasaan untuk masuk ke dalam filosofi dan displin sosial serta kefasihan Marxisme yang tidak mereka pahami. Singkatnya, mereka takut kalau rakyat Amerika akan mengalami hal serupa dengan yang terjadi pada Rusia.
3. Bagaimana Negara-negara Liberal Bereaksi Pada Pengaruh Revolusi
Reaksi negara-negara liberal terhadap pengaruh revolusi berbeda-beda, ada yang setuju ada pula yang tidak setuju. Contohnya seorang wartawan Amerika John Reed dengan senang hati mendukung Revolusi yang terjadi di Rusia, bahkan tetap menjadi teman sejati Uni Soviet hingga hari terakhir di masa hidupnya. Berbeda dengan seorang penulis dari Inggris Somerset Maugham menentang pemeberontakan tersebut kemudia bekerja sebagai mata-mata yang dikirim ke Moskow untuk mencegah revolusi. Beruntung atau tidak, upaya tersebut gagal.
EmoticonEmoticon